Berbagai Berita Perkembangan Mobil Indonesia.

Pasarbarubandung mendapatkan  banyak respon dan pertanyaan mengenai perkembangan dan up dating mengenai mobil Indonesia. Berikut ini di dalam page ini dimuat berbagai perkembangan berita tentang Mobil Indonesia.

Indonesia might be the 2nd ASEAN country to have national car

RI-brand cars in design, testing phase

Mustaqim Adamrah , The Jakarta Post , Jakarta | Mon, 10/06/2008 9:58 AM | Business

Several local firms will conduct tests on Indonesian-brand vehicles before launching the models to tap the country’s car market, which is dominated by Japanese firms.

State-owned train manufacturer PT Industri Kereta Api (Inka) will produce a car under brand name Gea (a girl’s name in Indonesia), while Semarang State University (Unnes) is teaming up with local administrations to manufacture a car model named Arina.

An unnamed Serang-based company will also join in the race by producing a car called Tawon, which means “bee” in local dialect.

The Industry Ministry’s director general for transportation, telecommunications and informatics industries Budi Darmadi told The Jakarta Post recently that PT Inka was currently conducting tests on the car.

The directorate’s transportation industry director Syarif Hidayat said Inka had begun testing a 500 cubic centimeters capacity engine developed by the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) after originally planning to incorporate a Chinese-made engine into the car.

“Inka, which already has a prototype, is now testing out the four-wheel Gea,” he said, adding that the company had yet to decide when it would start producing the four-seater car, which would be gasoline-powered.

Inka is ahead of its national rivals, including the team consisting of engineers from Unnes and local administrations, whose product is still in the design phase.

The Semarang-based team has produced five designs for a three-wheel vehicle that resembles a bajaj (motorized paddy cab), according to Hidayat.

“Arina, which has a capacity of three passengers, may be more suitable for carrying goods, although it can also accommodate passengers,” he said.

The Arina will be powered by a 500 cc gasoline engine.

“Although the car is scheduled to be produced next year, the team has yet to build a manufacturing plant,” Hidayat said.

This is in contrast to the team behind the Tawon, which has built a production facility in Serang, Banten, using capital supplied by a businessman from Surabaya who previously ran a wood businesses.

“The company has built a four-seater Tawon prototype and is conducting a series of tests, including an endurance test and a road-worthiness test,” Hidayat said.

The Tawon, which is powered by a 500cc engine that can run on compressed natural gas or liquefied petroleum gas, was designed with a more environment friendly energy in mind.

The company has not announced a launch date for the car.

For decades, Indonesia’s automotive industry has been dominated by Japanese producers, which account for 87 percent of market share, selling 308,388 units between January and July this year.

Since the 1970s, the Indonesian government has encouraged local manufacturers to produce vehicles, including by providing various incentives to PT Astra International to partner with Japanese giant Toyota to launch its own brand.

However, Astra has never moved to expand beyond its role as assembler and distributor of Japanese-brand cars, and in particular Toyotas.

During the administration of late former President Soeharto, the government launched a national car program under which Soeharto’s son, Hutomo “Tommy” Mandala Putra, was granted tax breaks to produce vehicles.

The company, in partnership with South Korean company KIA Motor, produced the Timor brand, which was 60-percent comprised of local parts.

Despite producing thousands of the vehicles, the project was shelved following the fall of Soeharto in 1998

Kamis, 01 Maret 2012 | 16:18 WIB

Sukiat Kaget, Mobil Esemka Gagal Uji Emisi

http://www.tempo.co/read/news/2012/03/01/122387418/Sukiat-Kaget-Mobil-Esemka-Gagal-Uji-Emisi

TEMPO.CO, Surakarta – Salah seorang yang berperan penting terhadap kelahiran mobil Esemka, Sukiat, mengaku terkejut dengan hasil uji emisi yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan. Dia yakin kualitas mesin mobil Esemka tidak kalah dengan mobil kelas low end dari pabrikan terkenal.

“Saya tahu betul seperti apa mesin Esemka,” kata Sukiat saat dihubungi, Kamis 1 Maret 2012. Dia yakin seharusnya mobil itu bisa lulus dalam uji emisi yang dilakukan di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong.

Dia justru menduga kegagalan Esemka dalam uji emisi itu dipengaruhi faktor lain. “Esemka berhadapan dengan industri raksasa otomotif,” kata Sukiat. Hanya, dia enggan menyebutkan dugaannya secara terperinci.

Sukiat menyebut bahwa selama puluhan tahun Indonesia telah menjadi pasar produk mobil dari produsen luar negeri. “Kita dijajah Jepang selama 3,5 tahun. Tapi dijajah mobilnya selama puluhan tahun,” katanya. Dia sangat berharap terhadap lahirnya produk otomotif dalam negeri.

Meski demikian, dirinya mengaku tidak akan menyerah. “Saya akan terus membantu pelajar untuk mewujudkan impian itu,” kata Sukiat.

AHMAD RAFIQ

Kamis, 01 Maret 2012 | 15:09 WIB

Tak Menyerah, Esemka Solo Siap Uji Ulang

http://www.tempo.co/read/news/2012/03/01/122387397/Tak-Menyerah-Esemka-Solo-Siap-Uji-Ulang

Tak menyerah dengan kabar kegagalan Esemka lolos uji emisi, Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo menyatakan Esemka siap melakukan uji ulang.

“Kalau tidak lulus memang perlu melakukan ujian remidiasi,” kata Wakil Wali Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo, Kamis, 1 Maret 2012. Pria yang menyetir mobil Esemka Solo-Jakarta itu mengaku tidak kecewa dengan hasil itu.

Kamis, 1 Maret 2012, Kementerian Perhubungan menyatakan belum bisa mengeluarkan sertifikat uji tipe untuk Esemka dari Surakarta. Alasannya, mobil itu gagal uji emisi yang dilakukan pada Senin, 27 Februari 2012. (Baca: Esemka Jokowi Gagal Lolos Uji Emisi)

Hasil perolehan emisi Esemka antara lain kandungan karbon monoksida sebesar 11,63 gram/kilometer, dan HC+NOx sebesar 2,69 gram/kilometer. Standarnya, kandungan karbon monoksida hanya lima gram/kilometer, HC+NOx 0,70 gram/kilometer.

“Dari hasil itu akan terlihat bagian mesin mana yang belum sempurna,” kata pria yang sering disapa dengan panggilan Rudy itu. Rudy meminta tim Esemka segera melakukan pembenahan.

Dia berharap Esemka bisa kembali menjalani uji emisi pada pekan depan. Untuk meminimalkan kegagalan, kemungkinan besar kendaraan itu akan diangkut dengan truk. “Tidak perlu lagi dikemudikan seperti kemarin,” kata pria yang telanjur menggunduli rambutnya usai uji emisi itu.

SMK LUBUK PAKAM LAUNCHING MOBIL PANTAI, MENYUSUL MOBIL SMK SOLO

SMKN 1 Lubuk Pakam meluncurkan produk mobil khusus untuk Pantai. Produksi membutuhkan waktu 2 bulan dengan 10 pekerja perakit mobil. Sampai dengan Mei 2012 ini 3 buah mobil telah siap jual di pasar.

Lihat link Asli beritanya : http://www.mobillaku.com/index.php?pilih=lihat&id=688

SMKN 1 Singosari Terima Order Bikin Mobnas Rajawali 1.5i dan Rajawali 2.0i

Link Asli :

http://bisnis.lintas.me/go/malangraya.web.id/malang-raya-berita-smkn-1-singosari-terima-order-bikin-mobnas-rajawali-1.5i-dan-rajawali-2.0i/1/

Prestasi membanggakan berhasil di raih SMKN 1 Singosari dalam hal perakitan mobil.
Sekolah unggulan berstandar internasional yang berlokasi di Jl Raya Mondoroko, Singosari itu, bulan ini memperoleh kepercayaan dari pemerintah melalui Dirjen Pembinaan SMK untuk memproduksi mobil nasional (mobnas) dalam jumlah besar.

Untuk tahap pertama, sekolah tersebut menerima hak perakitan engine (mesin) sebanyak 200 unit dari target nasional sebanyak 1.000 unit. ‘’Penyelesaian perakitan mesin sebanyak ini ditargetkan bakal selesai selama 2012,’’ kata Penanggung Jawab Perakitan engine dan mobil SMKN 1 Singosari, Haryono S.Pd.

Dalam perakitan itu ada dua jenis kapasitas mesin yang dikerjakan, yakni kapasitas 1.500 cc dan 2.000 cc.

Kepercayaan dari pemerintah untuk turut serta memproduksi mobnas itu sekaligus sebagai obat kekecewaan atas prestasi sebelumnya yang berhasil mereka lakukan dalam hal kemampuan merakit mobil.
Setahun lalu, ada dua prototype mobnas karya siswa SMKN 1 Singosari, yakni Esemka DIGDAYA 1.5i dan Esemka SUV2.0i. Kedua jenis mobil itu secara mendadak, tanpa ada alasan yang jelas, batal diproduksi secara nasional. Karena itu, order dari pemerintah yang diterima bulan ini, benar-benar
mengobati kekecewaan tersebut.

Nama mobnas yang sedang mereka garap itu diberi nama Rajawali 1.5i dan Rajawali 2.0i. Dari prototype yang disimpan di bengkel kerja sekolah tersebut, sepintas bodi tampak dari depan menyerupai Toyota Fortuner. Sedangkan jika dilihat dari belakang menyerupai Nissan X Trail. Besar kecilnya bodi mobnas Rajawali dibedakan dari kapasitas mesin yang dimiliki. Untuk 1.500 cc, bodinya jauh lebih kecil. Sedangkan yang kapasitas 2.000 cc lebih lebar.

Setelah sukses selama setahun merakit mesin itu, nantinya dilanjutkan dengan membuat mobil atau bodi serta pelengkap pendukungnya. Untuk memenuhi kebutuhan itu, semua SMK di Indonesia sebanyak 23 sekolah akan digerakkan untuk membuatnya. Misalnya untuk SMK 1 Singosari akan memperoleh hak pembuatan interior mobil. Nantinya hasilnya akan didistribusikan ke 22 SMK di Indonesia yang memperoleh hak pembuatan.

Onderdil Mesin dari PT Aika

Onderdil mesin-mesin tersebut didatangkan dari PT Aika di Cikampek Jawa Barat, selaku rekanan yang ditunjuk Dirjen Pembinaan SMK untuk pengadaan onderdil mobnas.
Secara nasional, SMK di Indonesia yang ditunjuk untuk pengadaan mobnas ini selain Malang ada juga Bekasi, Magelang, dan Solo.

SMKN yang ada di lima kota tersebut sebelumnya telah memperoleh pelatihan dari teknisi PT Aika untuk merakit mesin mobnas. Berbekal dari sertivikasi kemampuan merakit mesin inilah, lantas ditularkan ke
SMK lain di sekitarnya. Misalnya SMKN 1 Singosari diberi tanggung jawab untuk melatih sebanyak 10 SMKN di Jawa Timur. Di antaranya SMKN di Blitar, Tulungagung, Kediri, Mojokerto, Ponorogo, Kabupaten
Malang, Kota Malang, Surabaya, Probolinggo, Kota Pasuruan, dan Kabupaten Pasuruan.

Akhir Januari ini, gelombang pelatihan dengan menggunakan metode guru induksi atau trainer of trainer (TOT) ini sudah dimulai. Selama tiga hari para guru dari berbagai daerah di Jatim ini akan menimba ilmu perakitan mesin mobnas di SMKN 1 Singosari.
Teknis perakitan yang dilakukan oleh siswa SMKN 1 Singosari dilakukan hanya oleh siswa Kelas XI Ototronik (Otomotif Elektronik).

Dari sebanyak 32 siswa yang ada di kelas itu, kesehariannya secara bergantian dibagi dua.
Yakni 16 siswa belajar teori perakitan mata pelajaran Teaching Industri di kelas, sedang 16 siswa lainnya melakukan perakitan di bengkel kerja. ‘’Dari 16 siswa yang melakukan perakitan dibagi empat kelompok, dengan masing-masing kelompok ada empat siswa,’’ papar Haryono. Sementara perakitan dalam seminggu hanya dilakukan empat kali pertemuan. Dalam satu semesternya, diharapkan satu kelompok bisa menyelesaikan antara 3 hingga 4 unit mesin.

Layaknya sebuah proses produksi industri, mesin hasil rakitan para siswa menjalani uji Quality Control yang dilakukan langsung oleh para guru. Caranya, mesin hasil rakitan siswa akan diujikan ke mobil praktek. Jika lolos dalam uji akhir itu, siswa dinyatakan telah berhasil dalam mata pelajaran Teaching Industri yang ditempuh selama dua semester. (mas/kum/radarmalang)

Mengintip Jeroan Esemka Rajawali dan Digdaya Terbaru

http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2012/01/06/mengintip-jeroan-esemka-rajawali-dan-digdaya-terbaru/

Selagi masih hangat pemberitaan tentang Esemka, mari kita mengintip jeroan Esemka yang kontroversial ini! Informarsi dari detik.com semoga bisa memberi gambaran yang lebih gamblang tentang mobil yang satu ini.

Solo – Esemka ketika pertama kali dikenalkan ke publik di 2009 lalu, mengusung mesin bekas dari mobil Timor. Namun SMKN 2 Surakarta menolak jika Esemka rakitan mereka menggunakan mesin yang sama dengan Timor. Mobil rakitan siswa SMKN 2 Surakarta tersebut diakui sangat berbeda dari Timor bahkan tidak ada hubungannya sama sekali.
Kordinator Pembelajaran Industri Kreatif di SMKN 2 Surakarta Dwi Budhi Martono mengatakan mobil Esemka sebagian kecil komponennya didatangkan dari Korea, dan Jepang dan China. Meski begitu komponen Esemka sudah 80 persen berbahan lokal.

“Esemka dan Timor berbeda. Timor itu Korea dan kita (Esemka) Indonesia. Hanya ada beberapa komponen dari China, Korea dan Jepang,” kata Guru di SMKN 2 Surakarta itu kepada detikOto, Kamis (5/1/2012).

Untuk blok mesin Esemka, lanjut pria yang akrab disapa Toto itu diproduksi di PT Autocar Industri Komponen (AIK) di Karawang (Sebelumnya ditulis diimpor dari China-red).

Sasisnya buat sendiri berikut pelek yang diproduksi di Indonesia. Sedangkan ring seher, katup, altenator dari Jepang. Untuk sistem injeksi dari Korea.

Transmisi berikut kopelnya merek Fuday yang dipesan di China. Tidak hanya itu axle untuk penggerak Esemka juga sengaja didatangkan dari China.

“Mesin, axle kita beli di China. Mesinnya Esemka dan Timor berbeda. Kalau kita beli produk mobil lain dan disematkan apa mau terima? Nanti bermasalah,” imbuhnya.

Esemka Rajawali bermesin 1.500cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 RPM.

Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm, dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parking, hingga head unit CD player.

Sementara ketika ditanyai soal interiornya, Toto mengatakan jujur ada beberapa komponennya diproduksi di dalam negeri.

Hanya pihaknya menjelaskan bagian dashbord diimpor langsung dari China. Interiornya didesain di Kiat Motor Klaten. Dan bodi buat di Kiat Motor dimana anak-anak yang mengerjaknnya.

Saat ini Toto mewakili tim Esemka menegaskan jika kendaraan Esemka dan Digdaya masih membutuhkan pembaruan, agar kehadirannya bisa maksimal dan memuaskan konsumen.

“Sampai saat ini tidak ada masalah, tapi kita masih banyak PR untuk lebih baik lagi,” tutupnya.

Rencananya, Esemka dalam 1 bulan ke depan bakal ditingkatkan lagi di sektor eksterior, mesin hingga interior.( ikh/ddn )

Artikel

Otomotif

Adhicem

TERVERIFIKASI

Jadikan Teman | Kirim Pesan

Saya seorang petani. Menulis adalah hobi

http://www.facebook.com/plugins/like.php?channel_url=http%3A%2F%2Fstatic.ak.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter.html%3Fversion%3D1%23cb%3Df3c98f304c24784%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fteknologi.kompasiana.com%252Ff2ab57cadb076f%26domain%3Dteknologi.kompasiana.com%26relation%3Dparent.parent&extended_social_context=false&href=http%3A%2F%2Fteknologi.kompasiana.com%2Fotomotif%2F2012%2F01%2F06%2Fmengintip-jeroan-esemka-rajawali-dan-digdaya-terbaru%2F&layout=box_count&locale=en_US&node_type=link&sdk=joey&send=false&show_faces=false&width=55 http://platform.twitter.com/widgets/tweet_button.1331069346.html#_=1331696103107&count=vertical&id=twitter-widget-0&lang=en&original_referer=http%3A%2F%2Fteknologi.kompasiana.com%2Fotomotif%2F2012%2F01%2F06%2Fmengintip-jeroan-esemka-rajawali-dan-digdaya-terbaru%2F&size=m&text=Mengintip%20Jeroan%20Esemka%20Rajawali%20dan%20Digdaya%20Terbaru&url=http%3A%2F%2Fteknologi.kompasiana.com%2Fotomotif%2F2012%2F01%2F06%2Fmengintip-jeroan-esemka-rajawali-dan-digdaya-terbaru%2F&via=kompasiana0inShare<!– –>

Mengintip Jeroan Esemka Rajawali dan Digdaya Terbaru

REP | 06 January 2012 | 14:09 Dibaca: 885   Komentar: 16   3 dari 3 Kompasianer menilai aktual

13258333771918360668

Mesin Esemka 1.5i sumber : google.co.id

Selagi masih hangat pemberitaan tentang Esemka, mari kita mengintip jeroan Esemka yang kontroversial ini! Informarsi dari detik.com semoga bisa memberi gambaran yang lebih gamblang tentang mobil yang satu ini.

Solo – Esemka ketika pertama kali dikenalkan ke publik di 2009 lalu, mengusung mesin bekas dari mobil Timor. Namun SMKN 2 Surakarta menolak jika Esemka rakitan mereka menggunakan mesin yang sama dengan Timor. Mobil rakitan siswa SMKN 2 Surakarta tersebut diakui sangat berbeda dari Timor bahkan tidak ada hubungannya sama sekali.
Kordinator Pembelajaran Industri Kreatif di SMKN 2 Surakarta Dwi Budhi Martono mengatakan mobil Esemka sebagian kecil komponennya didatangkan dari Korea, dan Jepang dan China. Meski begitu komponen Esemka sudah 80 persen berbahan lokal.

“Esemka dan Timor berbeda. Timor itu Korea dan kita (Esemka) Indonesia. Hanya ada beberapa komponen dari China, Korea dan Jepang,” kata Guru di SMKN 2 Surakarta itu kepada detikOto, Kamis (5/1/2012).

Untuk blok mesin Esemka, lanjut pria yang akrab disapa Toto itu diproduksi di PT Autocar Industri Komponen (AIK) di Karawang (Sebelumnya ditulis diimpor dari China-red).

Sasisnya buat sendiri berikut pelek yang diproduksi di Indonesia. Sedangkan ring seher, katup, altenator dari Jepang. Untuk sistem injeksi dari Korea.

Transmisi berikut kopelnya merek Fuday yang dipesan di China. Tidak hanya itu axle untuk penggerak Esemka juga sengaja didatangkan dari China.

“Mesin, axle kita beli di China. Mesinnya Esemka dan Timor berbeda. Kalau kita beli produk mobil lain dan disematkan apa mau terima? Nanti bermasalah,” imbuhnya.

Esemka Rajawali bermesin 1.500cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 RPM.

Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm, dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parking, hingga head unit CD player.

Sementara ketika ditanyai soal interiornya, Toto mengatakan jujur ada beberapa komponennya diproduksi di dalam negeri.

Hanya pihaknya menjelaskan bagian dashbord diimpor langsung dari China. Interiornya didesain di Kiat Motor Klaten. Dan bodi buat di Kiat Motor dimana anak-anak yang mengerjaknnya.

Saat ini Toto mewakili tim Esemka menegaskan jika kendaraan Esemka dan Digdaya masih membutuhkan pembaruan, agar kehadirannya bisa maksimal dan memuaskan konsumen.

“Sampai saat ini tidak ada masalah, tapi kita masih banyak PR untuk lebih baik lagi,” tutupnya.

Rencananya, Esemka dalam 1 bulan ke depan bakal ditingkatkan lagi di sektor eksterior, mesin hingga interior.( ikh/ddn )

13258335451205428315

Esemka 1.5i Twincam DOHC sumber : detik.com

Penjelasan di atas bisa menjawab keraguan yang selama ini muncul di benak para pembaca tentang spesifikasi Esemka. Bila disebutkan bahwa mesin eks Timor tidak sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya salah. Sebagai gambaran bahwa Timor/Kia Sephia diproduksi tahun 1992-2003. Kalau saja Esemka menggunakan mesin bekas Timor, ada berapa banyak Timor yang dibekaskan untuk diambil mesinnya. Tidak mungkin juga. Yang lebih masuk akal adalah bahwa basis manufaktur mesin Esemka adalah dari mesin Timor/Kia Sephia.

Kenapa blok mesin diproduksi oleh PT Autocar Industri Komponen? Perlu diketahui bahwa PT Autocar Industri Komponen dulunya bernama PT Timor Industri Komponen, perusahaan perakit calon mobil nasional Timor pada waktu itu. Teknologi yang digunakan adalah teknologi mesin Twincam 16 valve 4 silinder segaris 1500cc dengan sistem Multi Point Electronic Fuel Injection atau sering disingkat MPI EFI. Teknologi mesin Twincam ini sebelumnya digunakan oleh Suzuki dan sebelumnya lagi pernah digunakan oleh Toyota. Jauh sebelum itu produsen mobil Fiat sudah menggunakan teknologi Twincam yang merujuk kepada teknologi DOHC ( Double Overhead Camshaft=Twin Camshaft ).

Pemberitaan yang beredar sebelum ini, untuk sasis/kerangka diadopsi dari Isuzu Panther dan suspensi diadopsi dari Mitsubishi L300. Dengan segala pertimbangan perancang menggunakan komponen-komponen tersebut, bagi konsumen secara positif bisa dianggap angin segar. Artinya untuk perawatan dan suku cadang sebenarnya tidak menjadi masalah karena selama ini spare part tersebut banyak beredar di pasaran dengan berbagai merek. Sebagai contoh untuk suspensi bisa menggunakan peredam kejut merek Kayaba yang memang sudah terkenal kehandalannya. Demikian juga untuk spare part kerangka, meski untuk yang satu ini ketahanannya bisa sampai puluhan tahun.

Kiat Motor sebagai perakit bodi mobil berlokasi di Ceper Klaten. Daerah ini merupakan sentra industri pengecoran logam berskala home industri yang turun temurun dari jaman kolonial Belanda. Bukan tidak mungkin dengan adanya Esemka ke depan bisa membangkitkan home industri pengecoran logam berkualitas nasional bahkan internasional. Alhasil komponen-komponen yang di awal masih diimpor bisa diproduksi di dalam negeri meski oleh industri rumahan. Industri logam rumahan Ceper terkenal sudah bisa membuat komponen-komponen mesin mobil dan motor tua yang sudah tidak lagi diproduksi oleh pabriknya di luar negeri. Kemampuan bangsa Indonesia ini tidak bisa dipandang sebelah mata meski jarang terekspos oleh media.

Belum lagi dengan jaringan 15 SMK di Indonesia yang membidani terwujudnya ide mobil Esemka ini.  Saat ini ke 15 SMK ini berlomba-lomba untuk menyempurnakan hasil karya mereka baik dari segi desain maupun dari segi kemampuan terutama kemampuan memproduksi sendiri komponen-komponen utama mobil Esemka. Sungguh satu jaringan kerja dan pendidikan yang tidak bisa dianggap enteng oleh bangsa sendiri. Lihat saja SMK berlomba-lomba juga mengirimkan anak didiknya untuk mengikuti program-program magang di Jepang! Diharapkan mereka yang berkesempatan mengikuti program magang di Jepang kembali untuk menularkan ilmunya kepada institusi dan adik-adik kelas mereka. Mari kita lihat kelanjutan mobil Esemka ini! Makin banyak dicaci dan dipuji makin banyak dicari dan menarik hati.

Dites 6 Jam Offroad, Esemka Digdaya Tak Temui Masalah

http://www.wokeey.com/news/read/4f18cd089b72fff725000000/Dites.6.Jam.Offroad.Esemka.Digdaya.Tak.Temui.Masalah

Mobil Esemka Digdaya pikap 4X2 memperlihatkan kemampuannya. Diajak bermain offroad ringan selama 6 jam di Boyolali Jawa Tengah, mobil tersebut tak menemui masalah. Medan untuk menguji Esemka Digdaya disesuai dengan kemampuan mobil.
“Barusan saya coba offroad pakai pikap di Boyolali dengan kru televisi swasta. Lokasi 5 km dari bandara Adi Sumarmo Solo. Medan berat, 6 jam saya coba dan mobil tanpa masalah,” kata Kordinator Pembelajaran Industri Kreatif di SMKN 2 Surakarta, Dwi Budhi Martono kepada detikOto, Kamis (19/1/2012).

Menurutnya banyak yang meragukan Esemka Digdaya pikap asal Solo, nah saatnya mobil tersebut unjuk gigi jika ketangguhannya tak jauh beda dengan pikap di pasar mobil Indonesia. Ketika diuji coba mesin hingga suspensi mobil Esemka Digdaya tidak diragukan lagi.

“Mobil tersebut lumayan tangguh, makanya Pak Roy (Roy Suryo) mau beli. Saya sudah siapkan untuk beliau. Suspensinya enak, mesin juga enggak ada masalah,” tuturnya.

Sementara pihak SMKN 2 Surakarta membuka kesempatan untuk Anda yang tertarik untuk merasakan mobil hasil anak sekolahan tersebut. Pihak sekola memberikan waktu seharian jika Anda yang ingin menantang mobil satu itu.

“Ayo yang mau coba yang pikap, silakan datang ke sini (Solo),” tantang pria yang dikenal sebagai Toto itu.

Esemka Digdaya pikap 4X2 diperkuat dengan mesin 1.500cc injeksi. Mesinnya yang dikandungnya sama dengan yang digunakan Esemka Rajawali. Model pikap dijual Rp 75 juta sebelum pajak.Sebelumnya Mobil telah juga diuji soba Jakarta Malang PP tidak mengalami masalah.

Ziarah ke Makam Ayah, Dahlan Iskan Naik GEA

http://www.tempo.co/read/news/2012/01/13/219377157/Ziarah-ke-Makam-Ayah-Dahlan-Iskan-Naik-GEA

TEMPO.CO, Madiun – Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan Jumat sore ini, 13 Januari 2012, dijadwalkan berkunjung ke pabrik PT PT Industri Kereta Api (Inka) di Kota Madiun.

Selain ke Inka, Dahlan juga akan berziarah ke makam ayahnya, Mohamad Iskan, di kompleks pemakaman Pondok Sabilil Muttaqin (PSM), Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan. “Betul. Saya mau ke makam Bapak (di Magetan),” begitu balasan SMS dari Dahlan yang dikirim ke ponsel wartawan Tempo.

Dahlan dan rombongan rencananya naik mobil GEA ke makam ayahnya. Dahlan berangkat dari Solo naik KA Agrowilis bersama beberapa pimpinan BUMN. “Tiba di Madiun sekitar pukul 16.30 WIB,” kata juru bicara PT Inka Fathor Rasyid.

Adik kandung Dahlan, Ahmad Zainuddin, membenarkan jika kakaknya akan ziarah. “Nanti sore setelah dari Inka rencananya ke makam Bapak,” katanya. Di halaman PSM Takeran tampak sudah terpasang tenda untuk para tamu.

Zainuddin mengatakan, keluarga mereka masih keturunan pendiri PSM Takeran, terutama dari jalur ibu yang tersambung langsung dengan pendiri PSM. Ayah mereka, Mohamad Iskan, menikah dengan Lisnah, salah satu cucu pendiri PSM, K.H. Hasan Ulama.

Iskan dikenal sebagai santri salah satu pengasuh PSM, K.H. Imam Muttaqin. “Lalu Bapak dinikahkan dengan Ibu,” ceritanya. Makanya, Bapak mereka dimakamkan di PSM karena masih ada hubungan keluarga. Sedangkan ibunya dimakamkan di Desa Bukur, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, yang berbatasan dengan kampung halaman Dahlan.

Adapun kampung halaman Dahlan tidak berada di Kecamatan Takeran, melainkan di Dusun Kebondalam, Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo, yang hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari Takeran.

ISHOMUDDIN

Rabu, 11 Januari 2012 11:03 WIB

Polemik Mobil Nasional

AsiaNusa Bicara Soal Definisi Mobil Nasional dan Mobil Rakitan

http://mobil.otomotifnet.com/read/2012/01/11/327058/178/1/AsiaNusa-Bicara-Soal-Definisi-Mobil-Nasional-dan-Mobil-Rakitan

Jakarta – Esemka terus menjadi perbincangan, yang bahkan makin hari makin terbuka. Sebagian mengatakan itu mobil nasional, sebagian lagi mengatakan itu hanya rakitan. Terlebih setelah hadirnya mobil yang mirip di China dan India.

Lalu apa sebenarnya mobil nasional itu? Ketua bidang Pemasaran dan Komunikasi Asosiasi Industri Otomotif Nusantara (Asia Nusa) Dewa Yuniardi, coba memberikan defininya.

“Mobil nasional adalah mobil yang rancangan hak kekayaan intelektual dan ownershipnya punya indonesia. Ini sebagai permulaan, diluar itu semua ya hanya rakitan,” ujar Dewa.

Kategori mobnas berarti, lanjut Dewa, buatan industri yang prinsipalnya adalah investor dalam negeri. Gambarannya, Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi, semua sudah ada beberapa mobdel yang dirakit di Indonesia. Kenapa itu tidak disebut mobil nasional?

“Karena prinsipalnya tetap di Jepang! Karena yang investasinya tetap mereka, bukan kita yang kebetulan punya pabrik Toyota atau pabrik Daihatsu,” papar Dewa.

Jadi, nantinya, mau dibuat oleh siapapun dan dimanapun, selama kita sudah menjadi prinsipal dan pemegang merek, maka itu mobil nasional kita dan tidak akan bisa diakui oleh siapapun yang bukan pemegang mereknya.

Nah, seharusnya kita juga bergerak ke arah yang seperti itu. Menjadi prinsipal dan pemegang merek dari mobil-mobil nasional kita. Syarat pertamanya, tentu harus ada hak paten ataupun hak kekayaan intelektual atas produk tersebut.

“Jadi nantinya setelah dipasarkan tidak akan ada yang menggugat atau menuntut, karena misalnya lampu yang digunakan punya merek ini, atau handle pintunya dari merek itu, dan lain sebagainya. Dengan menjadi prinsipal, kita akan aman ketika bermain di pasar global nantinya,” ujar Dewa.

Dan sekarang, kenapa mobil nasional tidak pernah bisa menjadi prinsipal? Karena industri mobil nasional (mobnas) terganjal oleh kebijakan dan masih menjadi anak tiri dalam struktur industri di Indonesia.

Kebijakan sektor otomotif di Indonesia masih mengacu pada agen tunggal pemegang merek (ATPM). Akibatnya, sektor otomotif nasional masih terbatas pada perakitan, belum mencapai tahap industri.

“Jadi sebenarnya, kebijakan yang berpihak kepada industri otomotif nasional yang diharapkan sebagai bentuk bantuan dari pemerintah. Bukan hanya melulu pembebasan pajak dan subsidi yang sifatnya meringankan, tapi malah membuat kita terlena dan manja!, atau malah di tegur sama WHO seperti kasus Timor,” tegas Dewa. (mobil.otomotifnet.com)